Sabtu, 08 April 2017

Testimoni Psikologi Pendidikan

semester 2 saya mengikuti mata kuliah psikologi pendidikan.
mata kuliah psikologi pendidikan sangat menyenangkan dan asik, ringan dan mudah di mengerti. mata kuliah tidak hanya terpatok pada pembelajaran di dalam ruangan atau di kelas tetepi juga ke sekolah sekolah lain.
mata kuliah menggunakam berbagai media sehinggga membuat mahasiswa lebih kreatif dalam mengerjakan tugas.
mahasiswa juga mengikuti perkembangan jaman dengan memposting hasil hasil tugas ke dalam blog pribadi agak khalayak ramai dapat membaca dan mendapatkan ilmu juga.
banyak manfaat dalam mengikuti mata kuliah psikologi pendidikan.
mata kuliah psikologi pendidikan sangat membantu mahasiswa dalam memahami perkembangan pendidikan di Indonesia. Mahasiswi psikologi dapat mengerti perkembangan siswa mulai dari prasekolah hingga jenjang SMA. Pengalaman saya selama semeseter 2 sangat banyak di mata kuliah ini mulai dari kegiatan observasi yang dilaksanakan sebagai tugas
saya jadi lebih mengerti karakteristik anak-anak prasekolah yang bermacam ragam
saya juga belajar bagaimana cara mengolah data dan membuat laporan yang saya tidak dapatkan di mata kuliah lain
MINI PROJECT : PENDIDIKAN PRASEKOLAH DI TK PERWANIS

TOPIK : (9) Ruang Lingkup Pendidikan Usia Prasekolah
JUDUL : Pendidikan Anak Prasekolah di TK PERWANIS
Bobby Andrean (16.160)
M. Ridho NST (16.165)
Tamara Dwi Astari (16.178)
Putri Dina Lorenza (16.185)
Putri Dwinastiti (16.200)
Karin Dira Amira (16.222)
Ifan Lubis (16.223)

BAB 1 : PERENCANAAN
1.1 PENDAHULUAN
Pendidikan prasekolah adalah hal yang menarik perhatian orang tua, masyarakat, dan pemerintah sebagai pengambil keputusan. Seiring berkembangnya zaman, orang tua menyadari bahwa kualitas pada masa anak-anak (early childhood), termasuk masa prasekolah, merupakan cermin kualitas bangsa di masa depan.
Pada masa kini, kebanyakan orang tua berlomba-lomba memasukkan anaknya ke sekolah secepat mungkin dengan alasan agar anak pintar lebih cepat dari anak-anak lainnya.Yang menjadi fokus penelitian ini adalah apakah kegiatan atau pendidikan yang diberikan lembaga pendidikan prasekolah masa kini sudah sesuai dengan tahapan perkembangan atau kurikulum yang semestinya?
1.2 LANDASAN TEORI
1.2.1 Sejarah dan Tokoh
Sebagai ayah pendidikan anak usia bayi, Frederich Wilhelm Froebel, sangat mempengaruhi rancangan model sekolah prasekolah di seluruh dunia masa kini. Ia menciptakan garden of children atau kindergarten (Taman Kanak-Kanak) dimana pendidikan di dalamnya perlu mengikuti sifat anak pada masa itu, yaitu bermain. Hal penting lainnya adalah dasar bagi kurikulum yang dirancang Froebel, yaitu gift (objek yang dapat dipegang dan digunakan anak sesuai instruksi guru, sehingga anak dapat belajar tentang bentuk, ukuran, warna, dan menghitung), occupation(materi untuk mengembangkan berbagai keterampilan, seperti menjahit sesuai pola, membuat bentuk mengikuti pola, menggunting, menggambar, menempel dan melipat kertas, dll), nyanyian, dan permainan yang mendidik.
1.2.2 Anak Prasekolah
Menurut Biechler dan Snowman (1993), anak prasekolah adalah anak usia 3-6 tahun. Snowman (1993) mengemukakan ciri-ciri anak prasekolah yang biasanya ada di TK. Ciri-ciri yang dikemukakan meliputi :
Ciri Fisik :
 Sangat aktif, menyukai kegiatan yang dilakukan sendiri
 Kemampuan motorik kasar lebih berkembang daripada kemampuan motorik halus
 Memiliki kesulitan dalam memfokuskan pandangan pada objek kecil yang menyebabkan koordinasi tangan dan mata belum sempurna
 Anak laki-laki lebih terampil melakukan kegiatan motorik kasar, sedangkan anak perempuan lebih terampil melakukan kegiatan motorik halus
Ciri Sosial :
 Umumnya memiliki satu atau dua sahabat berjenis kelamin sama, namun cepat berganti karena anak sangat mudah menyesuaikan diri
 Kelompok bermain kecil dan tidak terstruktur
 Perselisihan sering terjadi namun tidak akan berlangsung lama, biasanya karena perebutan mainan
 Memiliki kesadaran akan gender dan sex typing
Ciri Emosional :
 Cenderung mengekspresikan emosinya dengan bebas dan terbuka dan lebih sering berperilaku tempertantrum
Ciri Kognitif :
 Sudah terampil berbahasa dan sangat senang berbicara
 Kompetensi anak perlu dikembangkan melalui interaksi sesuai dengan minat
1.2.3 Pendidikan Prasekolah
Menurut The National Association for The Education of Young Children (NAEYC), pendidikan prasekolah (early childhood education) adalah pelayanan yang diberikan dalam tatanan masa kanak awal. Fungsi pendidikan prasekolah sendiri merupakan sebagai persiapan anak untuk masuk ke jenjang pendidikan yang lebih matang.
Menurut UU RI No.2/1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 12 (2), pendidikan prasekolah adalah pendidikan yang diselenggarakan untuk mengembangkan pribadi, pengetahuan, dan keterampilan yang melandasai pendidikan dasar serta mengembangkan diri secara utuh sesuai dengan asas pendidikan sedini mungkin dan seumur hidup.
1.2.4 Bermain
Menurut Bergen (1988), bermain dalam tatanan pendidikan prasekolah dapat digambarkan sebagai berikut :
Bermain bebas ; kegiatan bermain dimana anak berkesempatan melakukan berbagai pilihan alat dan memilih bagaimana menggunakan alat tsb
Bermain dengan bimbingan ; kegiatan bermain dimana guru memilih alat dan anak dapat memilih untuk menggunakannya dengan konsep tertentu
Bermain dengan diarahkan ; kegiatan bermain dimana guru mengajarkan bagaimana menyelesaikan suatu tugas khusus
Melalui kegiatan bermain, guru mendapat gambaran tentang tahap perkembangan dan kemampuan umum anak. Bentuk bermain tersebut :
Bermain Sosial
Dengan bentuk seperti ini, guru dapat melihat partisipasi anak dalam suatu kegiatan bermain dan akan menunjukkan derajat partisipasi berbeda. Parten (1932) dan Brewer (1992) menjelaskan berbagai derajat partisipasi anak :
Solitary Play ; anak bermain sendiri tanpa menghiraukan anak lainnya
Onlooker Play ; anak hanya sebagai penonton dalam permainan tersebut
Parallel Play ; anak menggunakan mainan yang sama atau meniru cara anak lain bermain, namun tetap bermain sendiri
Associative Play ; anak bermain bersama namun permainan tidak terstruktur
Cooperative Play ; anak bermain bersama dengan aturan-aturan tertentu
1.2.5 Praktik Pendidikan Anak Prasekolah
Pada tahun 1986, NAEYC meneliti isu praktik yang cocok dikembangkan pada program masa awal anak-anak.Dalam suatu studi, anak-anak yang mengikuti pendidikan prasekolah dengan praktik yang cocok menurut dokumen yang diterbitkan NAEYC memperlihatkan perilaku kelas yang lebih cocok dan kebiasaan belajar yang lebih baik (Hart & others, 1993).
KOMPONEN
PRAKTIK YANG COCOK
PRAKTIK YANG
TIDAK COCOK
Perkembangan bahasa, melek huruf, dan
perkembangan kognitif
Mendengar dan membaca cerita, bermain drama, mengikuti kunjungan lapangan, berbicara secara informal dengan anak-anak dan orang dewasa lain Mengenal huruf tunggal, membaca alphabet, menyanyikan nyanyian alphabet, mewarnai sesuai pola, menulis huruf di atas pola yang sudah tercetak
Mengembangkan pemahaman konsep diri dengan berinteraksi dengan lingkungan, mencari solusi atas masalah konkret, mempelajari matematika, sains, ilmu sosial, kesehatan yang diintegrasikan melalui kegiatan bermakna Pelajaran menekankan perkembangan keterampilan secara terpisah melalui ingatan. Perkembangan kognitif anak dilihat sebagai terkotak-kotak dalambidang pelajaran, dan jadwal disusun untuk setiap pelajaran itu
Perkembangan fisik
Mengembangkan otot besar melalui berlari, melompat, melakukan kegiatan di luar rumah dan direncanakan setiap hari Peluang untuk mengembangkan otot besar terbatas karena belajar terfokus di dalam ruangan
Mengembangkan otot kecil melalui melukis, menggunting, dll Kegiatan otot kecil terbatas pada menulis dengan pensil, mewarnai bentuk yang sudah digambar sebelumnya, dll
Perkembangan astetika dan motivasi Mengekspresikan diri dengan seni dan musik difasilitasi oleh alat seni Seni terdiri dari mewarnai sesuai contoh, menyanyi mengikuti arahan guru
Keingintahuan untuk memahami dunia digunakan untuk memotivasi anak untuk terlibat dalam belajar Anak diwajibkan berpartisipasi, untuk memperoleh hadiah atau untuk menghindari hukuman
Namun semakin berkembangnya zaman juga menuntut perubahan praktik yang dilakukan oleh lembaga pendidikan prasekolah, namun tetap disesuaikan dengan tahap perkembangan anak sehingga menghasilkan perilaku yang diinginkan serta menjadi persiapan yang matang untuk anak masuk ke kelas satu.

ALAT/BAHAN
Kamera
Notes
Pulpen

1.4 Analisa Data
Data di peroleh melalui kegiatan observasi langsung di lembaga pendidikan prasekolah yang telah di tentukan. Data yang telah di peroleh akan diolah sesuai dengan teori pendidikan anak pra sekolah.

1.5 SAMPEL PENELITIAN DAN LOKASI PENGAMBILAN DATA
Sampel : Siswa dan guru kelas TK A di TK Perwanis
Tempat : TK PERWANIS Jln. Sei Batang serangan No. 4 Medan

JADWAL PELAKSANAAN
URAIAN
TANGGAL
Diskusi pemilihan topik 10 maret 2017
Diskusi pemilihan judul 17 Maret 2017
Observasi 23 Maret 2017
Pengolahan data 6 April 2017
Diskusi kelompok 6 April 2017
Pembuatan poster 8 April 2017
Posting Blog 9 April 2017
BAB 2 : PELAKSANAAN
SISTEMATIS PELAKSANAAN PENELITIAN
10 Maret 2017 : Diskusi pemilihan topik
17 Maret 2017 : Diskusi pemilihan judul dan teori
23 Maret 2017 : Observasi
06 April 2017 : Pengolahan Data
06 April 2017 : Diskusi kelompok
08 April 2017 : Pembuatan poster
09 April 2017 : posting blo g
BAB 3 : LAPORAN DAN EVALUASI
Laporan
1. Jadwal Kegiatan (kamis 23 Maret 2017)
08.30 - 09.40 : Sesi kelas pertama
09.40 – 10.00 : Istirahat, Bermain bersama diluar kelas, cuci tangan dan berdoa
10.00 – 10.15 : makan bersama di dalam kelas
10-.15 – 11.00 : Sesi kelas kedua, Pulang
2. Sistematika Observasi
  • Kelompok tiba di TK Perwanis pukul 08.30. anak anak sedang melangsungkan sesi kelas pertama.

  • Pukul 09.00 anak anak sedang mengerjakan soal yang ada di buku berupa mencocokan gambar satu dengan yang lain dan melukis.


Kelas yang berisi 15 orang, namun yang hadir hanya 12 orang pada hari Kamis, 23 Maret 2017. Kelas dipimpin oleh satu orang guru, yaitu Ibu Halimah. Kelas berukuran kurang lebih 5x5 m dengan tiga meja besar. Dinding kelas diisi dengan hasil karya anak-anak
Pukul 09.40 anak-anak selesai sesi kelas pertama. Anak-anak diizinkan bermain di taman sekolah hingga pukul 10.00.



Pukul 10.00 anak-anak masuk ke kelas masing-masing dan makan bersama, sebelum makan mereka baca doa bersama. Kelompok menemani anak-anak makan sampai selesai.
Kelas yang berisi 15 orang, namun yang hadir hanya 12 orang pada hari Kamis, 23 Maret 2017. Kelas dipimpin oleh satu orang guru, yaitu Ibu Halimah. Kelas berukuran kurang lebih 5x5 m dengan tiga meja besar. Dinding kelas diisi dengan hasil karya anak-anak.
Setelah selesai makan, anak-anak membaca doa. (1) Bu Halimah membagikan puzzle kepada masing-masing anak. (2) Setelah selesai memasang puzzle Bu Halimah memanggil satu-satu anak untuk membaca iqra. (3) Setelah membaca iqra anak-anak menghitung dengan menggunakan tiga bahasa, yaitu; Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Bahasa Arab.
Beberapa anak yang mendapat perhatian khusus dari guru adalah:
1. A : sulit menangkap pelajaran dan sulit berkonsentrasi
2. O : lebih muda dari teman-teman yang lain sehingga belum terlalu jelas dalam berbahasa
3. Z : lebih aktif
Pukul 11.00, anak-anak pulang. Jika anak-anak belum dijemput orang tuanya, mereka tidak diizinkan keluar dari halaman sekolah. Selagi menunggu orang tuanya, anak-anak diizinkan menghabiskan bekal makanan atau bermain.
A dan K bermain mobil-mobilan. AT hanya melihat mereka bermain. Dan yang lainnya bermain di taman.


EVALUASI
Kegiatan prasekolah menurut dasar kurikulum Froebel :
  • Gift : objek yang dapat dipegang dan digunakan anak sesuai instruksi guru, sehingga anak dapat belajar tentang bentuk, ukuran, warna, dan menghitung. Anak-anak di TK Perwanis sudah menggunakan objek langsung.
  • Occupation : materi untuk mengembangkan keterampilan, seperti memasang puzzle, menghitung, menggambar, dan membuat bentuk mengikuti pola, dll. Anak-anak di TK Perwanis sudah memenuhi dasar kurikulum ini.
  • Nyanyian : anak-anak di TK Perwanis menggunakan nyanyian di dalam kelas dan menghitung dengan nyanyian.

Kegiatan prasekolah dilihat dari pemenuhan perkembangan fisik, kognitif, dan sosioemosional :
  • Fisik : anak-anak di TK Perwanis berolahraga kecil dan menari sebelum masuk kelas. Selain itu, anak-anak pada saat istirahat diizinkan bermain, berlari, melompat, memanjat bersama dengan teman-temannya.
  • Kognitif : anak-anak di TK Perwanis melatih kognisi dengan melalui hafalan iqra, huruf, dan angka.
  • Sosioemosional : anak-anak di TK Perwanis melatih perkembangan sosioemosional melalui kegiatan bermain dengan teman-temannya. Mereka dilatih untuk berinteraksi dan menyesuaikan emosi mereka di lingkungan sekolah.
TESTIMONI
Muhammad Ridho Nst (16-165)
Menurut saya, tugas observasi ini sangat menyenangkan saya bisa mendapat pelajaran baru dan suasana baru.Saya bisa mengenal anak anak TK yang ramah dan baik dan juga guru guru TK ramah, saya banyak mengambil pelajaran dari lingkunag TK.
Tamara Dwi Astari (16-178)
Menurut saya, tugas observasi kecil ini adalah hal yang baru dan merupakan tugas yang menyenangkan bagi saya, karena disini kami menggunakan anak-anak sebagai penelitian lucu dan menerima kelompok kami dengan sangat ramah dan baik. Sehingga membuat kelompok merasa ingin bermain lagi dengan mereka. Dan disisni saya tau bagaimana proses pembelajaran pada anak-anak tersebut.
Putri Dina Lorenza (16-185)
Menurut saya observasi ini sangat menyenangkan saya bisa mengenal lingkungan TK dan anak anak TK yang bermacam ragam, saya jadi mengerti bagaimana pola perkembangan pembelajaran di TK.
Putri Dwinastiti (16-200)
Menurut saya, observasi ini cukup menyenangkan disamping saya bisa mengenal anak TK yang menyenangkan, ditambah dengan guru yang ramah, dan saya memetik pelajaran dari TK ini dan mengerti bagaimana proses pembelajaran pada anak-anak.
Karin Dira Amira (16-222)
Menurut saya, tugas observasi ini adalah tugas yang menyenangkan, karena pada kesempatan ini saya menemukan hal-hal baru yang tidak biasanya saya temukan. Pada saat itu, saya banyak belajar tentang bagaimana cara kuta memperlakukan anak agar anak tersebut dapat memahami pelajaranya, dari situ saya belajar untuk melatih kesabaran saya terhadap anak-anak, dan melatih jiwa bersosialisasi saya dengan anak-anak.
Ifan Lubis (16-223)
Menurut saya, tugas observasi ini adalah tugas yang menyenangkan karena saya dapat mengenal anak anak TK yang memiliki bermcam sifat, guru guru yang ramah juga lingkungan TK yang menyenangkan.
POSTER

LAMPIR A N

Daftar Pustaka
DAFTAR PUSTAKA
Patmonodewo, DR. Soemiarti. 2000. Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta : PT. R ineka Cipta dan Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Papalia, Diane E., Olds Sally Wendkos, Feldman Duskin Ruth. 2008. Human Development Edisi 10 Buku 1. Jakarta : Salemba Humanika
Santrock, John W.. 2002. Life-Span Development : Perkembangan Masa Hidup, Edisi 5, Jilid 1,University of Texas at Dallas. Jakarta : Erlangga
Hurlock, Elizabeth B.. 1980. Developmental Psychology : A Life-Span Approach, Fifth Edition . Jakarta: Erlangga

Minggu, 02 April 2017

Resume (Pendekatan Behavioral dan Kognitif Sosial)

PENDEKATAN BEHAVIORAL DAN KOGNITIF SOSIAL Apa yang Disebut Belajar dan yang Bukan Pembelajaran (learning) dapat didefinisikan sebagai pengaruh permanen atas perilaku,pengetahuan, dan keterampilan berpikir, yang diperoleh melalui pengalaman. Tidak semua yang kita tahu itu diperoleh melalui belajar. Kita mewarisi beberapa kemampuan, kemampuan itu ada sejak lahir dan tidak dipelajari. Misalnya kita tidak harus diajarkan untuk menelan makanan, berteriak, atau berkedip saat silau. Tetapi, kebanyakan perilaku manusia tidak diwariskan begitu saja. Saat anak menggunakan komputer dengan cara baru, bekerja lebih keras memecahkan masalah, mengajukan pertanyaan secara lebih baik, menjelaskan jawaban dengan cara yang lebih logis, atau mendengar dengan lebih perhatian, maka berarti dia sedang menjalani proses belajar.. Pendekatan untuk Pembelajaran Pendekatan untuk pembelajaran di antaranya, yaitu: 1. Behavioral (behaviorisme) adalah pandangan yang mennyatakan bahwa perilaku harus dijelaskan melalui pengalaman yang dapat diamati, bukandengan proses mental. 2. Kognitif Pendekatan kognitif di bai menjadi 4, yaitu: a. Pendekatan kognitif sosial, b. Pemrosesan informasi, c. Konstruktivis kognitif, dan d. Konstruktivis sosial PENDEKATAN BEHAVIORAL UNTUK PEMBELAJARAN Pendekatan behavioral dibagi menjadi 2, yaitu: pengkondisian klasik dan pengkondisian operan. Pengkondisian Klasik adalah tipe pembelajaran di mana suatu organisame belajar stimulus netral diasosiakan dengan stimulus yang bermakna dan menimbulkan kapasitas untuk mengeluarkan respon yang sama. Generalisasi dalam pengkondisian klasik adalah tendensi dari stimulus baru yang sama dengan conditioned stimulus yang asli untuk menghasilkan respons yang sama. Diskriminasi adalah pengkondisian klasik terjadi ketika organisme merespons stimuli tertentu tetapi tidak merespons stimuli lainnya. Pelenyapan dalam pengkondisian klasik adalah pelemahan conditioned respons (CR) karena tidak adanya unconditioned stimulus (US). Pengkondisian Operan adalah bentuk pembelajaran di mana konsekuensi-konsekuensi dari perilaku menghasilkan perubahan dalam probabilitas perilaku itu akan diulang. Ada beberapa pandangan tentang pengkondisian operan oleh beberapa tokoh, di antaranya; Hukum Thorndike Efek (law effect) Thorndike menyatakan bahwa perilaku yang diikuti dengan hasil positif akan diperkuat dan bahwa perilaku yang diikuti hasil negatif akan diperlemah. Pengkondisian Operan Skinner di mana konsekuensi perilaku akan menyebabkan perubahan dalam probabilitas perilaku itu akan terjadi. Imbalan dan hukuman akan lebih lanjut dijelaskan. Penguatan (imbalan) (reinforcment) adalah konsekuensi yang meningkatkan probabilitas bahwa suatu perilaku akan terjadi. Sebaliknya, hukuman (punsihment) adalah konsekuensi yang menurunkan probabilitas terjadinya suatu perilaku. ANALISIS PERILAKU TERAPAN DALAM PENDIDIKAN Analisis perilaku terapan adalah penerapan prinsip pengkondisian operan untuk mengubah perilaku manusia. Ada tiga penggunaan analisis perilaku yang penting dalam bidang pendidikan ; 1. Meningkatkan Perilaku yang Diharapkan Enam strategi pengkondisian operan dapat dipakai untuk meningkatkan perilaku anak yang diharapkan, yaitu: a. Memilih penguat yang efektif b. Menjadikan penguat kontingen dan tepat waktu c.Memilih jadwal penguatan terbaik d. Menggunakan perjanjian e. Menggunakan penguatan negatif secara efektif f. Menggunakan prompt dan shaping 2. Mengurangi Perlaku yang Tidak Diharapkan Ada empat langkah yang harus digunakan secara berurutan : a. Menggunakan penguatan diferensial b. Menghentikan penguatan (pelenyapan) c. Menghhilangkan stimuli yang diinginkan d. Memberikan stimuli yang tidak disukai (hukuman) 3. Teori Kognitif Sosial Bandura Teori kognitif sosial (social cognitive theory) menyatakan bahwa faktor sosial dan kognitif, dan juga faktor perilaku, memainkan peran penting dalam pembelajaran. 4. Pembelajaran Observasional Pembelajaran observasional juga dinamakan imitasi atau modeling adalah pembelajaran yang dilakukan ketika seseorang mengamati dan meniru perilaku orang lain.

Resume (PERKEMBANGAN KOGNITIF DAN BAHASA)

PERKEMBANGAN KOGNITIF DAN BAHASA Proses dan Periode Pola perkembangan anak adalah pola yang komples karena merupakan hasil dari beberapa proses; proses biologis, kognitif, dan sosioemosional. Perkembangan juga bisa dideskripsikan berdasarkan periodenya. Proses Biologis, Kognitif, dan Sosioemosional. Proses biologis adalah perubahan dalam tubuh anak. Proses kognisi adalah perubahan dalam pemikiran, kecerdasan, dan bahasa anak. Proses sosioemosional adalah perubahan dalam hubungan anak dengan orang lain, perubahan dalam emosi, dan perubahan dalam kepribadian. Periode perkembangan • Infancy adalah periode dari kelahiran sampai usia 24 bulan. • Early Chilhood (prasekolah) adalah periode dari akhir masa bayi sampai umur 5 atau 6 bulan. • Middle and Late Chilhood (masa sekolah dasar0 dimulai dari usia 6-11 tahun. • Adolescene (remaja) adalah transisi dari masa anak-anak ke usia dewasa. • Early Adulthood dimulai di akhir usia remaja atau awal 20-an sampai 30-an. • Adult (dewasa). PERKEMBANGAN KOGNITIF Otak Sampai saat ini belum banyak diketahui tentang bagaimana perubahan otak saat usia anak-anak dan ketika mereka tumbuhh. Meski sudah ada kemajuan lumayan dalam upaya menjelaskan perubahan perkembangna otak, namun masih banyak hal yang belum diketahui. Daerah dan Seel Otak Penambahan ukuran otak juga disebabkan oleh myelination, sebuah proses dimana banyak sel otak dan sistem saraf diselimuti oleh lapisan-lapisan sel lemak yang bersekat-sekat. Syynapse adalah jarak tipis antar neuron tempat terbentuknya koneksi antar neuron. Lateralisasi adalah spesialisasi fungsi dalam satu bagian otak atau satu bagian lainnya. Dalam individu dengan otak yang utuh,ada spesialisasi fungsi di beberapa area : 1. Pemrosesan verbal 2. Pemrosesn nonverbal Teori Piaget Proses Kognitif Dalam memahami dunia mereka secara aktif, anak-anak menggunakan skema (kerangka kognitif atau kerangka referensi). Skema adalah konsep atau kerangka yang eksis di dalam pikiran seseorang yang dipakai untuk mengorganisasikan dan menginterpretasikan informasi. Asimilasi terjadi ketika seorang anak memasukkan pengetahuan baru ke dalam pengetahuan yang sudah ada. Akomodasi terjadi ketika anak menyesuaikann diri pada informasi baru. Organisasi adalah konsep Piaget tentang pengelompokkan perilaku yang terpisah ke dalam sistem kognitif yang lebih tertib dan lancar; pengelompokkan atau penataan perilaku ke dalam kategori-kategori. Penggunaan organisasi meningkatkan kemampuan memori jangka panjang. Ekuilibrasi adalah suatu mekanisme yang dikemukakan Piaget untuk menjelaskan bagimana anak bergerak dari satu tahap pemikiran ke tahap pemikiran selanjtnnya. Tahap-tahap Piagetian Tahap sensorimotor Tahap pra-operasional Tahap operasional konkret. Tahap operasional formal PERKEMBANGAN BAHASA Perkembangan Bahasa Bahasa adalah bentuk komunikasi, baik itu lisan maupun tulisan bahkan tanda, yang didasarkan pada sistem simbol. Semua bahasa manusia juga punya aturan, yaitu Morfologi adalah aturan untuk mengkombinasikan morfem, yang merupakan serangkaian suara yang merupakan kesatuan bahasa terkecil. Sintaks adalah makna kata dan kalimat. Pragmantis adalah penggunaan percakapan yang tepat. Bahasa berkembang melalui tahap-tahap, dimulai dari tahap 0-6 bulan bayi akan sekedar bersuara, membedakan huruf hidup, berceloteh pada akhir periode. Tahap 6-12 bulan celotehan bayi akan bertambah dengan mencakup suara dari bahasa ucap dan isyarat digunakan untuk mengomunikasikan suatu objek. Tahap 12-18 bulan bayi akan mengucapkan kata pertama dan rata-rata memahami 50 kosakata lebih. Tahap 18-24 bulan kosakata pada bayi bertambah sampai rata-rata 200 buah. Tahap 2 tahun kosakata pada anak akan bertambah cepat, penggunaan bentuk jamak secara tepat, penggunaan kata lampau, dan penggunaan beberapa preposisi atau awalan. Tahap 3-4 tahun rata-rata panjang ucapan naik dari 3 sampai 4 morfem perkalimat, menggunakan pertanyaan, menggunakan bentuk negatif dan perintah, pemahaman pragmatis bertambah. Tahap 5-6 tahun kosakata mencapai rata-rata 10.000 buah, koordinasi kalimat sederhana. Tahap 6-8 tahun kosakata bertambah cepat, lebih ahli menggunakan aturan sintaks, keahlian bercakap meningkat. Tahap 9-11 tahun definis kata mencakup sinonim, strategi berbicara terus bertambah. Tahap 11-14 tahun kosakata dengan kata-kata abstrak, pemahaman bentuk kata bahasa kompleks, pemahaman fungsi kata dalam kalimat, memahami metafora dan satire. Tahap 15-20 tahun dapat memahami karya sastra dewasa.

Resume (MOTIVASI)

MOTIVASI Motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah, dan bertahan lama. Oleh karena itu, motivasi dalam proses pembelajaran sangat dibutuhkan dalam dunia pendidikan. Perspektif tentang motivasi: • Perspektif Behavioral Menekankan imbalan dan hukuman eksternal sebagai kunci dalam menentukan motivasi murid, motivasi murid sebagai konsekuensi dari intensif eksternal. Intensif adalah peristiwa atau stimuli positif atau negatif yang dapat memotivasi perilaku murid, intensif dapat menambah minat atau kesenangan pada pelajaran dan mengarahkan perhatian pada perilaku yang tepat dan dapat menjauhkan dari perilaku tidak tepat. • Perspektif Humanistik Menekankan pada kapasitas murid untuk mengembangkan kepribadian, kebebasan untuk memilih nasib sendiri. Perspektif ini berkaitan dengan pandangan Abraham Maslow bahwa kebutuhan dasar tertentu harus dipuaskan dahulu sebelum memuaskan kebutuhan yang lebih tinggi. Menurut hirarki kebutuhan, yaitu seperti kebutuhan fisik, keamanan, cinta, dan rasa memiliki, harga diri, aktualisasi diri. • Perspektif Kognitif Menekankan pemikiran murid akan memandu motivasi mereka, dan juga arti penting dari penentuan tujuan, perencanaan dan monitoring kemajuan menuju suatu tujuan. Perspektif kognitif ini bertentangan dengan perspektif behavioral, perspektif kognitif berpendapat bahwa tekanan eksternal seharusnya tidak dilebih-lebihkan. • Perpektif Sosial Kebutuhan afiliasi atau keterhubungan adalah motivasi untuk berhubungan dengan orang lain secara aman, membutuhkan pembentukan, pemeliharaan dan pemulihan hubungan personal yang hangat dan akrab. Kebutuhan afiliasi murid tercermin dalam motivasi mereka untuk menghabiskan waktu bersama teman, keterikatan dengan orang tua, dan keinginan untuk menjalin hubungan positif dengan guru. Murid sekolah yang punya hubungan yang penuh perhatian dan supportif biasanya memiliki sikap akademik yang positif dan lebih senang bersekolah. Dan salah satu faktor terpenting dalam motivasi dan prestasi murid adalah persepsi mereka mengenai apakah hubungan mereka dengan guru bersifat positif atau tidak. MOTIVASI UNTUK MERAIH SESUATU Kita mulai bagian ini dengan mengeksplorasi perbedaan krusial antara motivasi ekstrinsik (eksternal) dan motivasi instrinsik (internal). Motivasi Ekstrinsik dan Intrinsik • Motivasi Ekstrinsik adalah melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain (cara untuk mencapai tujuan). Motivasi ekstrinsik sering dipengaruhi oleh insentif eksternal seperti imbalan atau hukuman. Misalnya, murid mungkin belajar keras mengahadapi ujian untuk mendapat nilai yang baik. • Motivasi Intrinsik adalah motivasi internal untuk melakukan sesuatu demi sesuatu itu sendiri (tujuan itu sendiri). Misalnya, murid mungkin belajar menghadapi ujian karena dia senang pada mata pelajaran yang diujikan itu.